Thursday, February 23, 2006

Sup Kacang Merah Breun


Karena didorong-dorong oleh teman-temanku Lika , Vierna dan teman-teman lainnya, akhirnya saya pun membuat masakan baru yang gampang. Saya memilih untuk memasak sup, karena tiga alasan. Alasan yang pertama adalah karena saya memang lagi rada sakit, jadi harus makan sup dengan kaldu ayam. Alasan yang kedua adalah, kompor listriknya sudah dibawa ke Bandung, jadi tidak bisa menggoreng lagi... hiks...Alasan yang ketiga adalah sekarang saya punya alat pembuat sup yang bagus. Sebenarnya prinsipnya seperti water heater yang plastik, namun dia terbuat dari seng. Selain itu ada pengatur panasnya. Pokoknya asyik lah... bermacam masakan, sup dan bubur bisa digenerate dengan alat ini. Setelah melihat berbagai sup, pilihan pun jatuh pada Sup kacang merah Breunn atau bahasa jermannya, Angeun Kacang :P . Tapi sup yang kami buat mungkin lebih istimewa dari angeun kacang yang sering dibuat di rumahku, karena dibubuhi bubuk biji pala.

Pagi-pagi, sebelum pergi ke kantor, saya ke pasar dulu untuk membeli daun bawang, seledri, beras dan tomat. Ternyata tomat mahal sekali, 5 biji saja seharga Rp4500,- (walaupun saya nggak nawar). Saya juga beli ceker ayam untuk mendapatkan kaldu ayam. Dengan Rp 500,- saya sudah mendapatkan 5 ceker yang sudah dipotong kukunya. Dan tentu saja, kacang merah. Ternyata harganya agak mahal juga, 250 gram/1/4 kilo harganya sekitar empat ribuan.

Sepulang dari kantor, teman saya ikrar ikut ke kostanku untuk sama2 bikin sup ini. Sebenarnya, menurut di buku masak, sumber kaldunya menggunakan kaldu blok. Namun karena kaldu blok itu mengandung msg dan saya sedang sakit flu, maka kami nekat menggunakan ceker sebagai sumber kaldunya. Kami sendiri tidak tahu bagaimana urutan memasak kaldu yang benar. Namun karena senang coba-coba, akhirya kami pun mulai masak.

Pertama-tama air dipanaskan bersama ceker ayam. Setelah mendidih dan kaldunya sudah keluar, kacang merah pun dimasukkan. Sebenarnya kacang merah yang dimasukkan terlalu banyak, mengingat ukuran panci alat pemasak yang kecil. Tapi karena kita tidak tahu apa batasannya terlalu banyak dan sedikit, maka kacang itu kami masukkan saja. Setelah kacangnya dirasa sudah empuk, maka kacang tersebut ditiriskan / diangkat.

Kemudian giliran mengolah tomat. Kami memasukkan 3 butir tomat yang sudah diiris2ke dalam air kaldu bekas merebus kacang tadi. Sebenarnya kebanyakan sih, namun karena sudah terlanjur dimasukkan apa boleh buat. Sedangkan tomat sisanya dimakan begitu saja. Setelah beebrapa lama, tomat pun layu karena sarinya sudah terserap. Kemudian ampas tomat itu pun diangkat.

Setelah itu kuah yang sudah merupakan paduan dari kaldu ayam, sari kacang merah yang direbus tadi dan sari tomat dipindahkan ke wadah lain. Kemudian bawang merah yang sudah diiris pun dimasukkan ke panci bersama mentega, dan dioseng-oseng sebentar sehingga keluar baunya. Setelah baunya terasa, sebelum gosong, kuah tadi bersama kacang merah dimasukkan lagi ke dalam panci. Kami mendapati cekernya jadi menghitam, entah kenapa. Mungkin karena menyerap sari kacang merah rebus tadi. Ceker itu pun dipisah dan dimakan terpisah.

Kemudian kami pun menambahkan garam, merica, daun bawang, seledri dan bubuk biji pala. Ternyata setelah dimakan, rasa kuah sup ini enak sekali, sayangnya kuahnya tinggal sedikit karena kebanyakan digodog. Kebalikannya, kacangnya kebanyakan.

Mungkin lain kali kami tidak akan memakai ceker lagi sebagai sumberkaldu, melainkan memakai kaldu blok. Dan nanti kacang yang akan dimasukkan akan lebih sedikit.

Wednesday, February 15, 2006

Di Plangi, Valentine Day


Ketika 14 Februari, sepulang dari kantor, saya dan anak2 lc melakukan kopi darat di Plaza Semanggi, di restoran yang lagi-lagi saya lupa namanya... hiks. Acaranya rame juga, karena banyak ceweknya (lho?). Situasi memang tidak memungkinkan untuk ngobrol bareng secara serempak, dan ngobrol sendiri2, naun setidaknya kita bisa mengenal teman kita lebih dekat, dari yang tadinya hanya tau fotonya sampai sudah ngobrol. Saya sendiri banyak ngobrol dengan Renny (bukan orang di samping ini). Ternyata orangnya menarik dan jago bikin kue. Saya senang bisa kenalan dengan orang seperti dia. Siapa tahu dia bisa ngajarin saya untuk bikin sup ang enak, tanpa menggunakan bahan2 yang mahal.
Berikut ini foto-foto kita. Kalo mau foto yang lengkapnya, tulis aja komentar di bawah sambil mencantumkan emailnya, biar saya kirim via email.













Oiya, buat Rio, selamat training di Bandung. Ntar mungkin kita bisa ketemu di sana.

Monday, February 13, 2006

5 Weird Thing About Me

Dahlia, teman saya memintaku untuk meng-estafet topik ini. Sebenarnya bingung mau nulis yang mana, tapi akhirnya gw tulisin yang kepikiran aja...
1. Tas kerja.
Tas yang dipakai sehari-hari ini ukurannya kecil untuk ukuran tas kerja. Malah sering dibilangin tas ibu-ibu. Padahal praktis banget. Di dalamnya ada kamera, sisir, buku, pulpen pensil dan payung. Tas ini bukan hanya saya pake buat ke kantor, tapi buat jalan-jalan juga.
Sebelumnya saya pakai tas yang besar, tapi karena sedikit banget isinya (soalnya bisa naruh buku dan alat2 di lemari kantor), akhirnya kupakai tas yang kecil aja...





2. Cara lari.
Cara saya lari agak aneh, mungkin karena takut jatuh. Seringkali orang ketawa melihatnya.
Persis seperti orang bercelana hitam yang dibanting oleh temannya dibawah ini
Kalo mau lihat klik aja...

klik ini

3. Saya anak kost dengan perlengkapan masak yang hampir terkomplit di kostan. Cuma kurang kulkas dan kompor gas aja deh. Ada kompor listrik, water heater, alat penghangat dan pembuat sup, wajan datar, wajan cekung, juicer, sutil kayu dan plastik, talenan, saringan minyak, saringan juice, rice cooker dll.
4. Gw penggemar berat Kamen Rider, dan suka gayanya...



5. Gw mau menceritakan ke-weirdan gw (^_^!)

Di Starbucks

Ini adalah foto2 waktu di ngumpul di Starbucks. Buat yang mau foto yang ukuran originalnya, hubungi aja gw lewat email yach... Nggak semua foto saya tampilin di sini...




















Thursday, February 02, 2006

Menara Jamsostek


Rencananya, bulan april-mei nanti perusahaanku akan pindah kantor ke menara Jamsostek. Tempatnya lebih rame, lebih megah, lebih banyak orang-orangnya. Dan lebih banyak tempat buat foto-fotoannya....




Foto diatas adalah Foto Megi temanku, dia lagi makan sambil senyum ke kamera. Saya makan di belakangnya. Dibawah ini adalat nasi Timbel yang saya makan...







~~Keesokan Harinya~~
Ketika di Kantor, Ario, temanku mengajak untuk kopdaran lagi, kali ini dengan anak-anak Forum. Tapi kecil-kecilan, dan dadakan. Tempatnya di Plaza Semanggi di restoran yang saya lupa namanya. Walaupun yang datang hanya Unie, Ario, saya, Cecha, Vina, Dodo, Indi, Garot, Kiko, Risma, Buna dan orang lainnya lagi yang tidak bisa saya sebutkan namanya (sekarang sy buru2, lagi kerja soalnya ... !!) namun kami sempat juga melakukan kegiatan yang biasa dilakukan pas kopdaran seperti memfoto makanan2 mahal, melakukan pengobatan alternatif, dan minum2 sampai perut kembung (bahkan Ario sempat minum es teh 3 gelas besar!). Soalnya kami beli paket "free flow", sehingga kalau gelas kita habis, pelayan akan mengisinya lagi.