Tuesday, September 20, 2005

Lobster oh Lobster


Hari ini saya pergi ke rumah temanku. Ternyata dia memelihara dan melakukan pembibitan udang lobster seperti yang terlihat pada foto-foto berikut. Dalam peternakan lobster ini ada dua hal yang dilakukan, yaitu yang pertama pembibitan dan kemudian perbesaran. Setelah udang diternakkan sampai sepanjang sekitar 5cm, kemudian sebagian dijual ke penampungnya seharga 5000 rupiah untuk yang 5 cm tersebut, dan sebagian lagi dibiarkan sampai besar dan bertelur lagi. Kemudian setelah itu udang lobster yang telah bertelur membesar terus, namun dia akan kehilangan fungsi reproduksinya. Setelah cukup besar hingga sepanjang 20-25 cm, maka udang tersebut siap dijual dan dikonsumsi.



Ketika pembibitan, kita harus rajin mengamati para lobster ketika memberi makan. Apabila dia suka bersembunyi dan suka gelisah, berarti kemungkinan besar dia sedang ganti kulit. Kalau dia senang bersembunyi dan kelihatan telur-telurnya, maka berarti dia sedang hamil dan siap untuk bertelur. Untuk kedua kasus ini, udang lobster dalam keadaan lemah dan dia sebaiknya dipisahkan ke aquarium lain. Oleh sebab itu kita harus menyediakan beberapa aquarium (kalau teman saya menyediakan 6 buah. Harganya sekitar 400 ribu. Apabila memakai rangka besi musti nambah 400 ribu rupiah lagi. Hal ini penting karena kalau tidak udang lobster yang kuat akan memangsa lobster yang sedang mengandung atau yang ganti kulit.



Karena pembibitan lumayan repot, maka biasanya peternak hanya mengurus pembesaran dan pemasarannya saja, sedangkan untuk pembibitan, dia menawarkan kerjasama kepada para peternak amatir sebagai penyedia bibit, pemandu dan pembeli sekaligus.

Satu hal yang hebat dari Lobster ini adalah kemampuan pemulihan dirinya. Suatu saat lobster temanku yang sedang ganti kulit bertarung dengan lobster lainnya, sehingga dia kehilangan capitnya. Ternyata beberapa lama setelah dipisahkan, capitnya bisa tumbuh lagi!! Kalau manusia bisa seperti ini maka tentu orang yang cacat di dunia hanya ada sedikit.

Sunday, September 18, 2005

Sun Solaris


Sun Solaris, ini adalah nama sebuah sistem operasi semacam windows dan linux. Entah apa hubungan sistem operasi ini dengan matahari, yang jelas mempelajari ini cukup lumayan untuk mengisi waktu luang sembari ngelamar-ngelamar dan mengikuti berbagai wawancara kerja (yang nggak tembus-tembus...hiks!). SUn Solaris tidak banyak dipakai orang , apalagi kalau dibandingkan dengan windows(lebih-lebih di Indonesia). Namanya juga Solaris (sebenarnya tidak laris). Namun karena banyak dibutuhkan oleh perusahaan luar negeri dan kayaknya jarang yang bisa, maka saya memilih mempelajari ini. Kalau kita telah mencoba linux di warnet atau di rumah, percayalah, Solaris ini lebih jelek. Kalau di Linux kita masih bisa terpesona karena banyaknya aplikasi yang tersedia, yang bahkan kadang lebih menakjubkan dari Windows. Kalau di Solaris, aplikasi bawaannya sedikit dan kurang meyakinkan (walau dia menklaim bisa menjalankan aplikasi yang dibuat untuk Linux dan FreeBSD). Ternyata aplikasi-aplikasi di dalamnya bukan barang baru, terutama yang sudah belajar linux, diantaranya adalah SAMBA, BIND, APACHE dan vi. Perintah-perintahnya kebanyakan sama dengan linux dan UniX. Namun file konfigurasi dan penulisan perintahnya kadang berbeda, sehingga membutuhkan pembiasaan.

Untuk bekerja pada Sun Solaris kita bisa memakai console teks (semacam dos jaman dulu) dan bisa juga dengan GUI. Sayangnya "suhu" di tempat kursusku tak terbiasa dengan GUInya dan lebih senang bermain dengan console, sehingga saya harus mengucapkan selamat tinggal pada mouse dan warna-warna. Celakanya lagi, pada console, kita tidak dapat menggunakan tanda panah (untuk memindah kursor ke kiri, kekanan, keatas dan ke bawah). Jadi musti terlatih mengetik tanpa kesalahan, atau terpaksa mundur sambil menghapus sampai kesalahannya dibenarkan, dan setelah itu mengetik ulang. Tapi kalau sudah terlatih, kita bisa bekerja dengan sangat cepat dengan keyboard daripada dengan mouse (+ keyboard), selain itu dengan bekerja pada console kita akan lebih mengerti dengan cara kerja dari OS ini.

Solaris ini punya kelebihan2, antara lain :
1. Solaris versi 10 gratis, jadi tidak perlu memikirkan masalah lisensi.
2. Desktopnya sudah memakai GNOME, sehingga memakainya serasa memakai Linux atau Windows.
3. Bisa bekerja di PC dan SPARC (SPARC adalah prosesor khusus yang diproduksi oleh Sun Microsystem, dan tadinya Solaris dirancang untuk prosesor ini).
4.Bisa menjalankan program2 Linux, FreeBSD dan Windows (namun pasti ada keterbatasan).
5. Shutdown nya cepat sekali, begitu ketik halt dan enter, setelah beberapa detik komputer pun mati.
6. Solaris 10 sudah kenal dengan hardware terbaru, kalau Solaris versi 9 sangat rewel dan dia hanya kenal hardware2 yang rada tua dan jarang dipakai.
7. Solaris memiliki direktori server yang bisa bekerja sama dengan windows server 2000, UNIX, Linux, Mac dll. Inilah kehebatanya. Server2 yang berbeda habitatnya (windows server 2000) bisa diajak bekerja sama membentuk domain(walaupun mungkin microsoft tidak menginginkannya). Pada perusahaan yang besar, biasanya komputer-komputernya terdiri dari sistem-sistem operasi dan mesin yang berbeda. SUN dapat menggabungkannya. Bahkan Direktori Servernya (yang dinamai Sun One) telah dipakai dalam persiapan Olimpiade Athena. Namun tentu saja Sun One yang dipakai adalah yang edisi enterprise dan komersial (harus bayar mahal untuk menggunakannya).
8.Solaris punya kemampuan menyembuhkan diri sendiri dan berperilaku seolah2 merupakan banyak komputer dengan alamat ip berbeda.

Yaudah... sekian dulu deh curhatnya, sorry kalau postingan sekarang rada2 geeky...

Saturday, September 03, 2005

Petualangan di Piset

Foto diatas adalah ikan Dogfish Salamander dari Mexico. Kita dapat melihat hewan pemalu ini di stand Dinas Perikanan Jabar.
Kemarin lusa ibuku mengajak jalan-jalan ke Piset Convention Hall, sebuah tempat perbelanjaan baru di samping hotel Horizon di jalan Pelajar Pejuang. Kita perginya malam hari setelah sholat Maghrib. Ternyata disitu ada pameran Jabar Expo yang cukup meriah. Disana ada berbagai stand yang mewakili kota-kota atau daerah-daerah di Jabar yang berpotensi.

Mereka menjual macam2, dari makanan tradisional sampai barang buatan korea (yang nggak ada hubungannya). Makanan tradisionalnya diantaranya adalah Denjapi (Dendeng jantung pisang). Ternyata pada pohon pisang bukan cuma buahnya saja yang dapat kita makan, melainkan jantungnya juga. Setelah saya mencicipi serpihan jantung ini, ternyata lebih renyah dan mudah dikunyah dibanding dendeng daging biasa yang suka rada alot dan lengket di gigi. Rasanya ada yang manis dan ada pula yang pedas. Namun setelah saya memakannya, hati saya
bertanya-tanya, dendeng ini ada gizinya tidak ya? Ada pula kacang yang dimasak tanpa minyak, melainkan dengan rumput laut (disangray istilahnya). Konon menurut desas desus, memakannya tidak membuat kita berjerawat. Saya pun mencicipinya, dan ternyata memang enak dan tidak terasa gatal2 di wajah setelah memakannya. Jadi buat penggemar kacang yang
berjerawat, segeralah cicipi kacang ini. Kalaupun kemudian berjerawat, maka jerawatnya bukan jerawat kacang tapi jerawat cinta (maaf garing huehuehue ^_^). Ada pula berbagai dendeng seperti dendeng belut mentah (hiiiiiiyy...), dendeng cumi mentah (hiiiiyyy juga), dendeng mujaer, dendeng belut goreng, dendeng cumi goreng dst. Namun karena saya telah berikrar tidak akan makan hewan laut lagi (kecuali yang bersisik dan berkulit tebal) di sisa umurku, maka kutinggalkan cumi-cumi yang telah dikeringkan tersebut. Selain dijual juga beberapa teh dan minuman kesehatan, masih banyak lagi makanan lainnya.

Selain makanan, dijual pula kursi untuk ibu hamil dan alat untuk memeriksa THT buatan lokal. Hebat banget, Indonesia bisa buat peralatan medis sendiri. Jadi, nanti kalo orang Indonesia sakit tidak perlu ke luar negeri untuk berobat atau pemeriksaan, karena alat medisnya sudah ada dan dapat dibeli dengan harga terjangkau di Indonesia. Ada pula alat penghemat listrik sekitar 20%. Namun saya tidak yakin, apakah alat itu bisa dipakai untuk jangka waktu yang lama serta untuk pemakaian listrik yang besar apa tidak. Alatnya cukup mahal, yaitu 350 ribu rupiah. Batik dan pompa air pun dijual. Jadi bagi Anda yang senang memompa dan senang memakai batik, segeralah pergi ke pameran ini (promosi nih hehehe). Ada juga pisau buatan korea dengan 10-11 fungsi. Diantara fungsinya adalah mencabut tutup botol, tutup kaleng sardin, merias wortel, mengupas kulit buah dengan rapi dan sebagainya, cukup dengan sekitar 20 ribu rupiah saja. Jadi bagi penggemar sinetron Korea, segeralah membeli pisau Korea ini (walaupun yang kayak ginian sih di luar juga banyak dijual).

Selain melihat-lihat pameran, kita juga jalan2 menjelajah isi Piset. Saya sempet ke Kosmos (Factory Outlet) dan Babeh membelikanku kemeja katun untuk kerja. Saya agak heran, kenapa
kemeja katun (yang dingin dan nyaman) biasanya desainnya lebih jelek dari kemeja dengan bahan campuran (yang lebih murah dan panas kalau dipakai). Setelah selesai belanja baju, kami pun naik elevator dan melihat2 Piset lantai 2 dan 3. Ternyata isinya bagus banget, kayak Playgroup, dan banyak pernik pernik lampunya. Ada bentengnya, jembatan, wah pokoknya
kalau kita membawa anak kecil kemari pasti dia akan terbengong-bengong. Ada banyak tempat makanan/restoran disini, yang menjual es krim italia, steak, makanan-makanan luar negeri.

Rasanya kapan-kapan ingin mencicipi makanan sini. Toko2 souvenir dan asesoris HP pun ada juga. Walau demikian, masih banyak tempat yang masih kosong. Jadi buat yang mau bisnis dan
butuh tempat, Anda dapat melihat-lihat Piset, siapa tahu cocok dengan usaha Anda.

Oiya, buat yang mau pergi ke PIset, saya mau ikutan bareng(kalo boleh). Masih banyak tempat yang belum dijelajahi, mumpung pamerannya masih ada sampai tanggal 7 september. (Kalau
tempat makannya/food courtnya sih buka terus, nggak ngikutin pameran!). Just call me, OK!!