Sunday, October 22, 2006

Bubaran di Ciwalk






Kemarin, tanggal 21 Oktober 2006, fupeiers Bandung ngadain gathering di Ciwalk, di food courtnya di lantai atas. Tadinya yang datang sedikit, saya kira yang datang paling sekitar 8 orangan saja, ternyata banyak yang datang (walaupun ada yang pulang duluan). Pokoknya rame banget anak2nya dan cerita2nya. Ada yang dari Toyota, warnet, Starbucks, call center, bahkan yang mirip VJ MTV pun ada!! Ceritanya juga mecam2, namun karena ratingnya 21+ maka tidak bisa saya beberkan disini. Pokoknya yang gak datang rugi banget dech ...

Oiya, buat teman2 semua yang merayakan, saya mengucapkan selamat Idul Fitri, semoga Allah menerima semua amal kita, mohon maaf lahir dan batin.

Wednesday, October 18, 2006

Gathering bersama BBv






Ketika meninggalkan jakarta, saya sering berpikir kalo nggak bakal ada banyak gathering atau ngumpul2 dengan temen2 di dunia maya lagi. Kalau di jakarta, kira-kira 2 bulan sekali, pasti ada aja gathering, dengan anak2 blog, anak2 yang ikut blogfam, anak2 lc maupun anak-anak fupei. Kadang2 kita ngumpul sama teman2 yang datang dari tempat-tempat jauh seperti di Palembang maupun dari luar negeri. Tinggal sms2an aja, jadi deh ngumpul2nya. Kadang ngumpulnya sambil main bowling, karaoke atau hanya makan saja.

Mungkin kalau saya tinggal di Bandung, saya nggak bakal banyak ketemu mereka lagi. Sementara itu teman2 dulu sudah pada sibuk masing2. Akhirnya saya pun nyari2 kerjaan, umpamanya ke kampus untuk ikut latihan judo, atau nongkrong di foodcourt untuk browsing gratis. Pingin sekali gathering dan nemuin temen2 baru, namun kesempatan itu nggak ada2 juga. Untung aja bbv ngadain acara buka puasa bersama di Daisuki. Akhirnya bisa ketemu teman2 lama seperti Ikez, Bhima, Jowie dan Adam dan juga teman-teman baru.

Friday, October 06, 2006

Back to Ujiteb

Dari minggu kemarin, saya kembali latihan di kampus setelah kerja selama hampir satu tahunan. Ketemu anak-anak baru lagi, wih asyik. Ternyata ngabuburit dengan latihan ini mengasyikkan juga. Terlebih lagi kami latihannya di Sunken Court dan dilihat banyak orang. Emang ada nggak enaknya sih, jumlah matras yang bisa dipakai sedikit. Kalau latihan di bawah kolam renang, jumlah matras yang dipakai banyak sehingga kita bisa puas disitu. Tapi unit di bawah kolam renang sedang kacau balau, debunya dimana-mana. Walaupun dibersihkan juga nanti pasti bakal berdebu lagi.

Oh iya, di foto diatas saya pake ban hitam ya, padahal saya nggah pake ban apa2, itu sabuk hitam punya temanku, karena sabukku hilang hehehe. Saya sendiri nggak pernah lulus ujian jadi masih putih aja.

Berikut ini foto-foto pas latihan (sorry kualitas gambarnya blur :D )







Monday, October 02, 2006

Manfaat Ilahi

Saya beberapa waktu lalu membeli sebuah buku berjudul "Sungai dari Firdaus – Suatu Pandangan Darwinan tentang Kehidupan" karangan Richard Dawkins. Saya baru selesai membacanya walau secara garis besar saja. Namanya juga buku terjemahan, kadang pemaparannya rada tidak nyaman, walaupun mungkin menurut pembaca di negara penulis buku ini, pemaparannya nyaman banget. Buku ini menjelaskan berbagai ide dasar tentang evolusi. Satu kajian yang ada didalamnya adalah mengenai manfaat Ilahi, yaitu tujuan penciptaan segala yang ada di dunia ini.

Biasanya manfaat Ilahi ini digunakan oleh kaum agamawan, baik Islam, Kristen dan mungkin juga agama lain, untuk membuktikan keberadaan Tuhan yang Maha Bijaksana dan Maha Perancang. Intinya adalah, segala sesuatu di dunia ini tercipta dengan manfaat tertentu. Umpamanya cheetah, dia diciptakan sedemikian rupa sehingga memiliki tubuh yang ringan dan lincah, lentur, dengan susunan gigi dan kuku yang tajam serta kaki yang kuat sehingga dia memiliki kemampuan yang hebat untuk memburu mangsa di alam. Juga antelop (sebangsa kijang), dia mempunyai tubuh yang ringan dan lincah, susunan gigi dan pencernaan yang khusus untuk memakan makanannya berupa rumput, dan tanduk yang bagus untuk mempertahankan hidup melawan musuh-musuhnya. Dengan keberadaan organ-organ yang khusus , yang berguna bagi kelestarian makhluk hidup dalam lingkungannya, maka sudah tentu ada Tuhan yang Maha Bijaksana yang menyiapkan semua organ tersebut untuk kehidupannya. Argumen ini tidak hanya bisa diterapkan pada cheetah dan antelop saja, namun juga pada makhluk hidup manapun.

Namun disini timbul hal yang menarik. Struktur tubuh Cheetah terbukti seolah dirancang untuk memangsa Antelop. Sedangkan struktur tubuh Antelop, dirancang untuk menjaga kelestariannya, berarti berlawanan dengan tujuan pembuatan tubuh Cheetah. Struktur tubuh Antelop dirancang supaya jangan dimangsa cheetah (syukur2 kalau tanduknya bisa melukai dan membuat cheetah itu kapok). Disini seolah perbuatan Tuhan ada dua, yaitu supaya bisa memangsa dan supaya jangan dimangsa. Berdasarkan pelajaran agama (atau akal sehat mana saja), seharusnya perbuatan Tuhan itu satu. Kalau perbuatan Tuhan ada banyak atau Tuhan ada banyak, niscaya bakal ada banyak pertempuran dan alam semesta yang satu ini bakal binasa.

Kemudian ada hal yang menarik lainnya. Charles Darwin menulis, "Saya tidak dapat meyakinkan diri sendiri, bahwa Tuhan Yang Mahakuasa dan Mahapemurah secara terencana menciptakan Ichneumonidae yang sengaja dimaksudkan agar makhluk ini memakan ulat hidup-hidup dari dalam ulat itu sendiri." Jadi maksudnya Ichneumonidae apabila dia ingin berkembang biak, dia menyuntikkan larvanya ke dalam tubuh ulat sehingga larvanya menggerogoti tubuh ulat dari dalam. Yang lebih mengerikan lagi adalah tawon gangsir, dia bukan hanya memasukkan larvanya ke dalam tubuh ulat, belalang atau lebah, namun juga menyengat sistem saraf pusat korbannya, sehingga korbannya terbius atau tidak bisa bergerak, namun tetap hidup, sehingga tubuhnya digerogoti larva dalam keadaan segar. Mengerikan sekali, kan?

Juga kita dapat melihat contohnya, pada masyarakat singa laut umpamanya. Konon katanya, 4 % dari jantannya melakukan 88% persetubuhan yang ada. Ini berarti, rancangan penciptaan Singa Laut itu tidak adil karena ternyata banyak yang nge-jomblo atau musti lama banget menunggu giliran untuk bersetubuh. Memang sebenarnya ini masih mendingan daripada orang yang jomblo, sebab singa laut hanya menderita pada musim kawin saja, namun bagaimanapun terasa tidak adil. Juga pada ikan salmon. Ikan salmon itu menetas di hulu, kemudian berenang menuju hilir dan hidup disana. Ketika dia ingin beranak, dia mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan arus sungai sampai tiba di hulu kembali, kemudian beranak disitu. Lalu setelah beranak sebanyak-banyaknya, dia meninggal karena stamina tubuhnya habis.

Dari sini, para evolusionis mengatakan bahwa sebenarnya, manfaat Ilahi atau tujuan penciptaan dari struktur tubuh hewan, dan ilham atau kelakuan dirinya ketika hidup, semua itu bukan bertujuan agar makhluk hidup itu "hidup enak dengan makmur dan adil", atau untuk memenuhi keperluan praktis dari organ-organnya semata, namun yang paling utama adalah untuk melestarikan DNA nya, agar spesiesnya tetap survive dan berkelanjutan, walaupun lingkungannya mengalami perubahan sekalipun. Kemampuan tawon gangsir untuk menyerang korbannya, struktur tubuh cheetah dan antelop, penjombloan massal pada singa laut dan kehidupan salmon yang patriotik itu semata-mata untuk melestarikan DNAnya dengan menjaga keseimbangan. Apabila struktur antelop terlalu lemah, antelop akan musnah, dan cheetah bakal kelaparan. Kalau cheetah terlalu lemah, dia bakal musnah. Karena keduanya ada, sudah semestinya struktur tubuhnya menunjang keseimbangan ini. Juga pada singa laut dan salmon. Kalau salmon hanya bertelur sedikit di hulu, mungkin dia akan berumur lebih panjang dan bisa travel ke laut lagi, namun telurnya bakal mati semua. Karena itu, tubuh dan kelakuannya dirancang untuk memaksimalisasikan proses bertelur, sehingga ada beberapa telur yang selamat, sehingga DNA-nya tetap lestari.


Segala bentuk "kekejaman atau ketidak adilan" di dunia hewan (tentunya dari sudut pandang manusia), sebenarnya “dianggap dingin-dingin aja” oleh alam, sebab kehendak-Nya adalah DNA yang sudah terbentuk dengan bagus tidak musnah. Jadi menurut evolusionis, dari sudut pandang ini, alam tidak jahat, tidak baik juga. Atau dengan kata lain, apabila alam dianggap baik, kita tidak bisa mensifati kebaikan itu dengan kebaikan manusia yang penuh lemah lembut ini. Dan karena evolusionis beranggapan bahwa DNA makhluk hidup (dan juga bentuk geologi bumi, atmosfer dan alam semesta) terus mengalami evolusi dan penyempurnaan, maka seolah-olah tujuan penciptaan alam ini untuk disempurnakan dan disempurnakan terus.


Sering ada orang yang bilang bahwa bumi ini (bahkan ada yang bilang seluruh alam semesta juga) diciptakan semata-mata untuk manusia. Terus mereka mengambil contoh binatang atau tumbuhan yang nampaknya tidak berguna, kemudian mereka menjelaskan kegunaannya yang bisa dimanfaatkan orang. Adapun mengenai tumbuhan atau hewan yang tidak diketahui keuntungan praktisnya untuk manusia, mereka mengatakan, "Penciptaannya bertujuan agar manusia merenungi ciptaan-Nya yang Maha Bijaksana" atau "sebagai pelajaran bagi manusia mengenai kekuasaan Tuhan". Tentu ini berbeda dengan pendapat dengan para evolusionis tadi, bahwa tujuan penciptaan semua makhluk hidup dan alam semesta ini untuk disempurnakan, bukan untuk manusia semata.


Namun, menurut saya sendiri, pandangan kedua golongan ini, agamawan tradisional dan evolusionis bisa diakurkan dan tidak bertentangan. Memang penciptaan dan kehidupan makhluk hidup, termasuk dalam masyarakat manusia itu sendiri, nampak tidak adil dari sudut pandang manusia. Namun menurut makhluk hidup itu sendiri, dia tetap memandang pencipta-Nya Maha Bijaksana dan Pemurah, sebab secara natural dia sudah dibimbing dengan cara-cara melangsungkan kehidupan, diberi keinginan dan diberi pemenuhannya (walaupun tentu saja dengan batasan). Ular dan biawak mungkin nampak mengerikan bagi orang di luar, namun bagi ular atau biawak itu sendiri, dirinya nampak indah.


Juga mengenai penciptaan segala yang ada di bumi untuk manusia. Menurut saya sebenarnya yang dimaksud penciptaan segalanya di bumi untuk manusia, adalah manusia memiliki potensi untuk memanfaatkan segala yang ada di bumi untuk kepentingannya, baik material maupun spiritual. Manusia punya kecerdasan yang memungkinkannya menyelam ke dasar samudra, terbang di angkasa, menelusuri gua-gua atau setidaknya mengetahui apa yang ada disana. Bahkan jagad mikro seperti molekul dan jagad makro seperti angkasa luar pun sudah direngkuh oleh pengetahuan manusia. Dengan pengetahuan ini, manusia bisa mengambil manfaat darinya, kalau mau. Itulah yang dimaksud dengan "semua yang ada di bumi ini diciptakan untuk kepentingan manusia".


Wallahu A'lam.