Thursday, June 23, 2005

Saskie -- Vierna Mariska

Baru-baru ini saya membaca novel berjudul Saskie, yang dikarang oleh Vierna Mariska yang blognya sudah di-add di bagian "friends" di atas. Ceritanya mengenai kehidupan remaja dan liku-likunya, seperti percintaan, per-gank-an, dan lain-lain. Bahasanya bagus banget, halus dan gampang dicerna. Mungkin inilah kelebihan dari novel asli dalam negeri dibanding novel terjemahan :D. Saskie digambarkan sebagai sosok yang ideal, lembut, manis, menyenangkan, mungil dll. Kemudian tokoh-tokohnya seperti Farrel, Mami, Lucille dll juga digambarkan ideal juga. Biasanya kalau membaca novel atau menonton sinetron yang terlalu ideal membuat kita "eneg", tapi tidak dengan novel ini. Membaca Saskie seperti memakan sate daging vegetarian yang terbuat dari kedelai, ringan, renyah, gurih dan lezat (ini kata orang, sebenarnya saya juga belum pernah nyicipin hehehe, makanan vegetarian mahal soalnya). Dalam ceritanya ada beberapa adegan lucu, namun inti novel ini bukan komedi seperti novel Adhitya Mulya yang berjudul Jomblo, yang sudah dibahas sebelumnya, dimana 90% isinya dibuat untuk membuat kita kegelian. Dan seperti beberapa film maupun novel yang bagus dan terkenal (seperti Omerta-nya Mario Puzo dan film Brave Heart-nya Mel Gibson), akhir kisah novel ini cukup tragis (walau ternyata orangnya tidak sampai mati sih, bahkan dapat memulihkan diri).

Namun ada beberapa hal yang agak tidak lazim disini. Yaitu pada bagian dimana Farrel curhat habis-habisan akan kehidupan keluarganya yang rusak kepada Saskie, yang dijadikannya alasan untuk ikutan gangster (bukan gangster mafia lo). Kalau
laki-laki biasanya tidak gampang curhat sama orang (saya melihat diri sendiri). Kalaupun terpaksa curhat, pasti cuma sebagian kecil saja (dimana dari bagian kecil itu keseluruhan persoalan bisa kelihatan). Seringkali curhat tidak menyelesaikan
masalah, malah bisa membikin runyam. Apalagi kalau kita curhat pada orang yang salah, bisa-bisa dia malah menyalahkan kita dengan prasangka-prasangkanya dan menganggap kita hanya mencari pembenaran atas kesalahan yang dilakukan.

Hal yang kurang lazim berikutnya adalah perkataan Lucille bahwa biasanya cowok akan meninggalkan cewek apabila hubungannya tidak jelas dan mengambang. Well, untuk beberapa kasus mungkin betul, namun untuk para jombloers, kalau mereka bisa dekat dengan cewek yang disukai (bisa ngobrol, main dll) maka walaupun cewek tersebut tidak menerima pernyataan cintanya, dia nggak akan meninggalkan cewek itu, sebab susah mencari yang lainnya. Dia akan tetap mengobrol dan main seperti biasa, namun sisi "hunter"nya muncul dan girl hunting pun akan dilakukannya, kali2 ada yang mau. Boleh jadi ceweknya suatu saat menjadi suka dan mengejar-ngejarnya sebagaimana pepatah "Cinta itu karena terbiasa", atau kalau tidak mungkin saja dia menemukan orang lain yang kira-kira mau, lalu dia akan menghabiskan waktunya untuk lebih mengenal target barunya, sehingga sedikit-demi sedikit kebergantungan hatinya terhadap cewek pertamanya berkurang.

Hal yang kurang lazim selanjutnya adalah dunia per-gank-an. Saya emang nggak gaul bgt mengenai per-gank-an, namun menurut yang didengar dari obrolan dengan teman-temanku, baik yang ikut gank atau tidak, gank itu adalah suatu bentuk pertemanan yang
mengandalkan banget sama solidaritas. Kalau mau keluar dari Gank (umpama karena sibuk bekerja atau hal-hal lainnya) ya keluar aja, atau ngumpulnya aja dijarangin. Sedangkan kalau di Saskie, disitu gank-nya Farrel punya persyaratan kalau mau keluar dari Gank musti dihajar rame-rame selama 30 menit. Bagaimana mungkin seseorang bisa/tega menghajar temannya, yang hendak keluar Gank karena kebutuhan yang penting, padahal temannya itu sudah loyal terhadap gank dalam waktu lama. Apabila demikian maka tentu solidaritasnya tidak ada. Kecuali kalau orang yang keluar gank itu melanggar hukum "Omerta" (hukum tutup mulut ala sisilia) atau melakukan pengkhianatan yang menghancurkan teman-temannya, maka itu sih wajar (alasannya juga beda soalnya).

Kalau seseorang dihajar rame-rame selama 30 menit sudah pasti mati deh, saya aja pernah dibanting sekali sama teman, langsung jadi sesak napas dan susah berbicara. Padahal bukan dihajar, hanya dibanting dengan cara yang aman, diatas matras dan dengan skill jatuhan yang sudah kumiliki sebelumnya. Ini dihajar 30 menit di atas lapangan basket yang keras, pasti musnah deh orangnya (kecuali kalau dihajarnya dengan lembaran uang 50.000 an tentu saja :D ).

Dengan membaca Saskie ini kita akan nostalgia dengan kehidupan SMU kita, karena temanya adalah kehidupan anak SMU. Memang asyik sih kalau kita ngobrol dengan anak2 SMU (lebih-lebih yang cewek tentu saja :D). Mereka itu menakjubkan, justru dengan memakai seragam yang sama, kita bisa melihat dengan jelas perbedaan mereka, baik gaya hidup, pergaulan, ekonomi dsb. Dan kalau mereka curhat, saya suka kaget sendiri dan menemui banyak hal yang baru dan menarik. Ada yang dimanfaatin temennya karena tergantung banget sama dia, ada yang suka balapan liar dan bawa2 pistol, ada yang nge-drugs, ada yang melakukan seks bebas sambil melakukan penyiksaan (namun justru itu yang diinginkan keduanya) sehingga dia menjadi pendiam di kelas karena malu, ada yang broken home, dan ada juga yang ringan sekali untuk buang-buang uang untuk membeli baju yang kemudian tidak dipakainya, ada menggemari mistik-mistik(walau saya tidak menganggap mistik itu selalu jelek), ada yang terbiasa makan makanan barat dan tidak bisa makan nasi, soto dan makanan2 khas Indonesia yang biasa, ada yang kabur meninggalkan rumah dengan pacarnya dan dicari-cari oleh keluarganya, namun tidak mau dihubungi, dan lain-lain. Dan hal-hal tersebut muncul dari anak yang keluarganya kaya raya namun kondisinya kurang lazim, umpamanya ibunya cerai dan suka bawa laki-laki ke rumah, dimanja dengan uang namun tidak dipedulikan, dan penyebab-penyebab lainnya.

Kehidupan remaja amat luas dan ada segudang ide yang dapat digunakan untuk membuat novel baru. Buku selanjutnya ditunggu banget lo :) Oiya, Kamu(Vierna) udah pernah baca novel berjudul "holes" gak? Novel yang udah difilmkan ini bagus banget, terdiri dari beberapa cerita yang kelihatannya tidak berhubungan, namun ternyata menyatu sehingga jelas semuanya (walaupun menyisakan pertanyaan, yang jawabannya dapat kita lihat di filmnya :D ). Bahasanya seperti Saskie juga, gampang dicerna.
Pernah bereksperimen bikin yang seperti ini apa belum?


Sebagai penutup, buat Vier saya ucapkan selamat! Novelnya OK banget deh...




Oiya, minggu ini saya sibuk ngelamar pekerjaan, jadi My Judo Journalnya minggu depan lagi aja deh ...

Friday, June 17, 2005

Gramedia Fair




Pada hari Rabu kemarin, saya dan Anas sehabis latihan, pergi ke Gramedia Fair di Sabuga. Ternyata lumayan asyik juga lo, walaupun tidak terlalu ramai. Seperti biasanya, kalo pergi ke pameran yang bagus, pasti bakal naksir deh. Bener aja, di stand buku komputer, saya naksir sama buku "Aplikasi-aplikasi Penting untuk Technical Support" karangan Jhonsen. Memang menjadi Technical Support di sebuah perusahaan bukan bidangku, namun untuk saat ini kerja apa aja dulu deh... Kemudian ada boneka angsa di salah satu stand. Karena bawa kamera, Anas pun memotretku setelah meminta ijin kepada angsa tersebut. Saya tidak sadar kalau bajuku slerekannya tertarik sehingga kaos nya kelihatan, dan baru sadar setelah selesai difoto. Sebenarnya saya lagi tidak siap ketika dipotretnya. Karena foto ini dianggap gagal, tadinya tidak mau kuupload di blog. Namun karena sudah nggak tahan untuk naruh foto di posting maka akhirnya foto ini diupload juga akhirnya (lho?)

Di salah satu stand juga kami menemukan buku Djenar Maesa Ayu yang berjudul "Nayla" dan "Jangan Main-main dengan Alat Kelaminmu". Tadinya saya kepingin membelinya karena penasaran seperti apa isinya, namun karena uang habis untuk beli buku yang ditaksir tadi dan sisanya buat mendaftar menjadi anggota CDC maka kupikir, "Selama masih bisa minjem, untuk apa beli?" Ada banyak teman yang senang membeli buku seperti itu, dan mungkin saya bisa meminjamnya dari mereka atau dari rental komik. Setelah itu kucari buku "Saskie" karena pengarangnya teman saya (at least saya pernah baca blog Vierna dan juga sebaliknya) namun saya tidak menemukannya, padahal saya ingin membelinya terus minta ditandatangani sama pengarangnya langsung (kalau pengarangnya mau tentu saja :D ). Selain itu ada buku yang menarik lainnya seperti "Baby Massage for Dummies" dan "Madilog". Madilog adalah seorang Melayu yang berkata, "Teriakku lebih keras setelah dikubur" (apapun artinya itu).

Setelah selesai melihat-lihat, kami pun keluar dan makan nasi kuning. Rencananya sih, sehabis makan nasi kuning, kunjungan berikutnya adalah ke stand susu kedelai "Mr. Bean" karena biasanya SPG-nya akan menawari semangkuk kecil susu kedelai ini. Sbenarnya kemarin saya sudah mencoba dua rasa dari susu kedelai ini (berarti dua mangkuk), ternyata enak juga!(walaupun rasanya susu kedelai-susu kedelai juga, nggak jauh beda, setidaknya haus jadi hilang) Namun karena malu, kami tidak jadi melakukan hal tersebut dan meminum aqua botol, untuk selanjutnya berjalan ke kampus.


*** My Judo Journal ***

Pada pagi hari sebelum ke pameran, saya, Anas dan Danny latihan Judo sebentar. Ternyata apabila kita tidak berolahraga selama beberapa waktu dan menghabiskan tenaga untuk membaca dan belajar, maka stamina tubuh menurun drastis (bener lho!). Karenanya, kami tidak melakukan randori (pertarungan banting-bantingan khas Judo) melainkan hanya latihan gulat dengan praktek langsung dari buku.
Ternyata susah juga belajar dari buku, apalagi kalau ilustrasi dan penjelasannya tidak cukup jelas. Yang sulit dipahami itu adalah teknik "Makura Kesa Gatame". Kami mencoba untuk mempraktekannya, namun gagal terus. Namun setidaknya dari kegagalan itu ternyata kami menemukan teknik baru ciptaan kami sendiri (cieeee...) yang saya sebut "Hon Kesagatame Unbreakable", sebab kalau kita sudah mengunci lawan dengan teknik ini, kayaknya nggak bakal bisa dilepas, bahkan walau pun lawan berhasil mengkait salah satu kaki kita. Caranya sama dengan teknik Hon Kesagatame biasa (sebagaimana yang ditunjukkan oleh Roy dan Anas pada foto dibawah ini) namun bedanya adalah tangan yang melingkari leher selain menjepit leher, juga mencengkram kaki bagian depan (Mudah-mudahan bisa kebayang). Apabila kita tidak memegang celana kita sendiri di bagian bawah, maka kuncian yang dilakukan Roy masih dapat dilepas oleh Anas dengan teknik "tertentu" (secara teori tentunya, dalam kenyataannya tentu berat banget lo). Namun apabila celana bagian bawah dipegang, Anas harus mencari teknik lain, karena teknik "tertentu" tadi tidak akan mempan.

Demikianlah laporan Rafid mengenai latihan ini, semoga bermanfaat untuk Anda "(^_^;)".


Wednesday, June 08, 2005

Berenang di Batununggal - Swimming on Batununggal

Hmmmm...
Tadi pagi saya berenang di Komplek Batununggal di dekat rumah saya (saya tinggal di Guntursari). Ternyata lumayan seger juga ya pagi-pagi berenang (^_^;) . Saya ada beberapa tips yang dapat Anda perhatikan kalau ingin mencoba kolam renang ini.
1. Jangan berenang di sini kalau nggak terpaksa atau kalau tidak ada yang ngebayarin. Karcisnya sekali renang Rp 35000, kalo hari libur mungkin lebih mahal lagi. Bisa untuk berenang 7 kali di kolam renang Sabuga (hari biasa Rp.4000,-, hari sabtu-minggu kalo gak salah Rp.5000,-, ditambah biaya penitipan tas Rp 500,-)
2. Kalau berenang di sini, sebaiknya pagi2 soalnya pas saya datang ke situ tadi petugas parkirnya tidak ada jadi gratis biaya parkir, lumayan hehehe....
3. Di tempat mandi / pembilasannya tersedia sabun cair spa, yang bisa digunakan sebagai shampo dan sabun mandi sekaligus, jadi jangan lupa siapkan wadah sabun cair yang kosong atau plastik, lumayan sabun mahal hehehe....
Demikianlah hasil petualangan saya di Batununggal v(^_^)v


--Siangnya--

Karena kemarin sudah terlanjur janji dengan Danny untuk latihan Judo, akhirnya terpaksalah latihan, padahal badan rada capek karena paginya berenang (walau berenangnya tidak maksimal). Akhirnya kami pun latihan. Karena Dannynya mau mengajar jam 4 maka kita latihan 1 jam saja dari jam 1 sampai jam 2-an. Kebetulan ketika itu Ihsan, ketua Unit Judo ITB setelah Danny datang. Langsung aja dia kutodong minta tolong di-shoot (diambil videonya). Karena saya dan Danny lagi capek dua-duanya maka cuma satu video yang dibuat, yaitu video ketika melakukan teknik Sasae Tsuri Komi Ashi. Tekniknya dapat dilihat di bawah ini :







Tekniknya hampir sama dengan Hiza Guruma (kalau mau lihat, silakan scroll My Favorites, dan pilih Hiza Guruma, untuk memunculkan videonya), namun pada Sasae yang diblock/ditahan adalah tulang kering dekat mata kaki, sedangkan pada Hiza Guruma yang ditahan adalah tulang kering dekat lutut. (sebenarnya niat saya ialah melakukan hiza guruma, namun kepleset jadi sasae v(^_^;)v ) Saya juga melakukan teknik ini sambil berjalan, meniru video Judo di http://www.judoinfo.com.



Yang mengherankan, kalau saya mencoba teknik ini pada orang selain Danny maka terasa berat sekali, walaupun lebih ringan. Saya pernah mencoba membanting Anas yang ringan, tapi ternyata sulit sekali. Apalagi yang berat (fuiiihhh...). Memang teknik ini harus disempurnakan dengan melatihnya pada berbagai orang yang tubuhnya berbeda-beda, sebagaimana teknik Judo lainnya.



Walau cuma satu jam, ada beberapa pelajaran yang didapat dari latihan ini. Mungkin inilah satu2nya latihan yang dapat dilakukan minggu ini, karena saya tidak bisa ikut latihan pada hari Sabtu. Padahal hari sabtu biasanya ada Sensei ban hitamnya...hikksss... pasti asyik banget. Soalnya Kamen Rider Ryuuki lagi seru-serunya sih. Mana gawe musti diurusin lagi......hmmmm

Sunday, June 05, 2005

Lemparan Pertama - First Throw

"Apabila saya hendak mengajari murid saya mengenai sudut-sudut sehelai saputangan, maka saya akan menunjukkan satu sudut kepadanya , kemudian dia harus mencari tiga sudut sisanya."
(Konfusius)



Pada hari Jumat beberapa waktu yang lalu, saya, Anas dan Roy latihan Judo di bawah kolam renang. Kami belajar beberapa teknik dasar seperti teknik jatuhan (ukemi), supaya Roy yang baru belajar terbiasa dengan teknik ukemi. Setelah itu, pada Roy kami mengajari teknik kuda-kuda, teknik melangkah dan teknik kuzushi (tarikan dan dorongan), beberapa teknik bantingan sederhana seperti Ogoshi, Tai Otoshi (yang animasinya dapat dilihat) dan teknik kuncian. Ternyata Roy pandai sekali dalam bergulat dan melakukan teknik kuncian, susah sekali melepas kunciannya, padahal dia baru belajar kemarin.

Ternyata dengan mengajari orang, secara bersamaan kita juga belajar dan memperbaiki teknik sendiri. Apabila seseorang bisa melakukan suatu teknik dengan mudah pada seseorang lainnya, belum tentu dia dapat melakukan teknik itu dengan baik pada semua orang. Dan seseorang harus mengakui dengan jujur kalau teknik yang dimilikinya belum sempurna. Setidaknya, apapun teknik yang kami ajarkan kepada Roy, kami sebutkan tujuan-tujuannya, dengan demikian apabila Roy dapat menemukan teknik lain yang lebih gampang untuk memenuhi tujuan-tujuannya itu, maka dia tinggal membuang yang kami ajarkan dan mengambil teknik yang gampang itu.

Bagaimanapun, dalam Judo, bagaimanapun kita harus melakukan trial dan error dan tidak bisa hanya mengandalkan pelatih, sebab tubuh pelatih dan kita tidak sama. Pelatih hanya memberikan garis besar gerakan dan tujuan-tujuannya, sedangkan kita sendirilah yang harus mencari teknik yang paling pas untuk diri sendiri. Namun berlatih dengan pelatih yang berpengalaman, umpamanya atlit atau orang yang latihan di klub Judo tentu akan jauh lebih bermakna ketimbang berlatih dengan orang yang berjudonya tidak sungguh-sungguh dan hanya sekedar hobby/refreshing sepertiku. Saya sendiri belum pernah lulus ujian atau memperoleh sabuk warna apapun. Namun latihan JUdo terus kulakukan, karena saya belum mendapatkan "sesuatu" yang saya inginkan semenjak masuk ke unit ini beberapa tahun yang silam.


Thursday, June 02, 2005

Uji Kadar Stress (^_^;)

Gambar di bawah ini digunakan dalam studi kasus stress di rumah sakit St. Mary. Perhatikan kedua lumba-lumba yg melompat keluar dari air. Kedua lumba-lumba itu identik. Para peneliti menyimpulkan bahwa orang yang mengalami stress akan melihat bahwa kedua lumba-lumba itu tidak sama. Semakin banyak perbedaan yang dilihat orang pada kedua lumba-lumba tersebut, makin beratlah stress yang dideritanya. Jadi, apabila anda melihat banyak perbedaan pada kedua lumba-lumba tersebut, kami sarankan anda segera menghubungi ahli jiwa yang dapat membantu anda.