Saturday, May 28, 2005

Jomblo -- Single in Loneliness





Baru-baru ini saya telah membaca sebuah novel yang cukup bagus dan terkenal. Sebenarnya ini novel sudah lama diterbitkannya yaitu tahun 2003, judulnya JOMBLO dengan pengarangnya Adhitya Mulya, anak sipil ITB angkatan 1996. Menurut saya yang bener-bener ngakak membaca novel ini adalah anak ITB , soalnya dalam isinya terdapat banyak sindiran tentang kehidupan mahasiswa ITB. ITB diplesetkan jadi UNB (Universitas Negeri Bandung) dan UNPAD diplesetkan jadi UNJAT (Universitas Jatinangor). Pokoknya gambaran penulis mengenai situasi UNB dan UNJAT persis seperti ITB dan UNPAD. Tipe dan kelakuan mahasiswanya, kondisi kampusnya termasuk lab-labnya juga sama persis dengan kedua institusi pendidikan ini. Mahasiswa UNJAT diidentikkan dengan cewek-cewek cantik dan mahasiswa UNB diidentikkan dengan orang-orang yang sibuk, kumal dan kelakuannya (sebenarnya) nggak ada bedanya dengan mahasiswa lainnya(Mungkin ITB sekarang udah nggak kayak gini lagi, tapi pas zamanku kuliah ya seperti yang digambarkan Adhitya Mulya ini). Buruk-buruknya kelakuan mahasiswa ITB juga ditunjukkan.

Tokoh utama dalam Jomblo adalah 4 orang sahabat dekat, yang pontang-panting mencari kekasih. Mereka adalah Doni, seorang playboy yang mudah untuk merayu dan mendapatkan cewek, Agus, tipe setia dan mampu melakukan hal-hal gila untuk mendekati cewek targetnya, Bimo, sama seperti Agus, namun karena penampilan kurang meyakinkan, dia selalu dijauhi cewek-cewek dan Olip, seorang yang punya kelebihan fisik, namun tidak punya keberanian untuk mendekati cewek.

Sepanjang pengalaman saya di ITB, semua tipe orang tersebut mewakili tipe-tipe mahasiswa ITB, kecuali Doni. Mungkin memang ada (bahkan banyak) mahasiswa ITB yang melakukan hubungan pranikah, namun andaikata ada, mereka tidak akan melakukannya dengan gampang, apalagi di kost-kostan. Mereka akan berusaha sekuatnya agar tidak ketahuan (walaupun katanya pernah ketahuan juga). Tipe Playboy, kayaknya nggak ada. Kalau tipe Agus, Bimo dan Olip, banyak.

Dan memang, defaultnya lelaki selalu mengejar cewek impiannya. Mereka butuh perhatian, cinta , status (hehehe) dan juga kehormatan. Lelaki merasa bangga kalau dia sudah berhasil membuat senang orang yang disukainya, walaupun dia harus berkorban waktu, uang dan tenaga. Kadang-kadang lelaki mencintai seseorang bukan karena fisiknya semata, namun karena dia merasa nyaman saja apabila mendengar suara kecengannya, atau melihat gerak-gerik kecengannya tersebut. BIasanya ini terjadi karena cewek tersebut memiliki kualitas yang dia tidak miliki, dan hal ini menimbulkan kekaguman dan rasa nyaman. Diawali dengan "ingin mempelajari kepribadian cewek dan kualitas-kualitas yang dimilikinya" dan akhirnya diakhiri dengan rasa cinta yang membuat dia berusaha keras untuk berhasil menjadi apa yang diinginkan ceweknya tersebut. Apabila dia mendengar ceweknya berkata, "Wah, bibir V D seksi" maka dia pun segera mengambil cermin dan memikirkan bagaimana mengubah bibirnya menjadi macho dan tebal seperti bintang film itu. Apabila ceweknya mengagumi cowok yang kekar dan bokongnya yang bagus, maka si cowok pun melakukan push up untuk membentuk badannya serta rajin membaca mens health untuk menemukan tips membesarkan bokong (dengan ditabokin kali ya biar gede, hehehe).

Dan kalau si cewek menunjukkan peningkatan perhatian, maka mungkin hubungan akan berlanjut menjadi pacaran dan kemudian nanti mereka menikah. Apabila cewek nampak cuek, maka ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, si cowok akan semakin penasaran, dan rasa penasaran itu berubah menjadi hasrat yang menggebu2 untuk terus berjuang mendapatkan cewek idamannya. Kemungkinan kedua, si cowok akan terus berjuang, namun dia akan melihat ke sekitarnya barangkali ada cewek yang mau juga dengannya namun nggak se "alot" cewek yang dia kejar sekarang. Namun apabila si cewek susah untuk didekati, pembicaraan mereka suka nggak nyambung dan hal-hal yang berarti bagi si cowok dianggap tidak penting bagi si cewek, maka sang pengejar cinta akan menganggap bahwa semua usahanya menentang hukum alam dan lebih baik sendiri dengan penuh kehormatan dari pada menjadi pengemis cinta.

Namun bagaimanapun juga, walaupun perjuangan gagal dan hubungan tidak terjadi, hal ini bukan berarti si cowok harus melupakan cewek tersebut (dan dalam kenyataannya memang hampir mustahil melupakan orang yang pernah kita cintai). Kalau kita mencintai seseorang kan tidak berarti harus bersama... Mungkin masing-masing akan memiliki pasangan sendiri-sendiri, namun tetap saja rasa cinta terhadap cewek kecengannya yang dulu wajar ada, namun rasa "cinta terhadap lawan jenis" itu musti berubah menjadi "sayang". Dengan demikian tidak akan terjadi perselingkuhan. Cowok yang menyayangi cewek tidak mengharapkan apa-apa atas perhatiannya terhadap sang cewek. Dan tetap merupakan suatu kehormatan dan kenyamanan, untuk membuat senang orang yang kita sayangi.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home