Wednesday, March 09, 2005

Curhatt...

Barusan saya pergi berenang di kolam renang ITB di Sabuga, dan tidak menyangka sudah dilakukan banyak perombakan di sana. Setelah sampai, saya menengok ke kiri dan ke kanan untuk mencari unit Judo dulu sebelum berenang. Namun karena ada banyak anak SMU lagi sholat dan akan berenang, saya pun segera pergi ke ruang ganti mumpung belum penuh.


Setelah berenang, saya pun mulai mencari lagi sekre baru Ujiteb. Saya membayangkan sekre tersebut cukup luas dengan matras-matras terhampar siap untuk ditepuk. Saya melihat beberapa ruang besar, namun ternyata itu bukan Sekre Ujiteb yang saya perkirakan. Saya melewati ruangan UPT olahraga. Disitu dua buah matras dengan cap "Ujiteb" putih telah digelar, dilapisi kain di atasnya dan dibuat duduk-duduk. Saya teringat masa lalu ketika saya dan para ujitebers (kebanyakan angkatan 2000) seperti Asep, Dani dan July (Kalo gak salah Taya juga ada, malah kita sempat berfoto) mengecapi matras dan menambali sobekan-sobekan yang ada di matras dengan plak ban hitam. Saya juga sekilas teringat almarhumah Mas Trisno, semoga Beliau tenang di alam sana. Ternyata kini matras tersebut sudah dipakai orang, bukan buat latihan lagi. Kenapa nggak matras bulukan yang dikeluarkan dari gudang dan dulu dipakai Unpas saja yang dipakai mereka, pikirku. Lalu saya memasuki lorong dan melihat pagar dengan ruangan-ruangan kecil di baliknya. Tadinya saya kira pagar ini tidak bisa dimasuki karena digembok. Namun ternyata ada bagian pagar yang terbuka.


Saya pun memasuki pagar dan melihat ruangan unit2 yang kecil2 ukurannya seperti tempat kos2an yang kecil. Ruang2an itu gelap dan pengap (karena tertutup dan sudah sore, mungkin). Jauh lebih baik sekre W-03 kita yang dahulu, walau dipakai tiga unit, dan suka bocor serta baunya aduhai khas ikan asin, namun sinar matahari tetap banyak masuk dan nyaman untuk ngumpul di situ untuk sekedar ngobrol atau mengerjakan PR. Ada beberapa unit yang menyalakan lampu dan ada banyak orang mengobrol disitu, diantaranya adalah unit Perisai Diri. Saya mencari-cari, dimanakah unit Judo? Setelah berjalan ke gang terakhir, saya pun melihat unit judo. Ternyata Hiasan gabus berbentuk kata "Unit Judo ITB" masih ada, dan itu lah yang menyebabkan saya mengenali unit ini. Ada surat ditempel di pintu dengan selotip, ini berarti pengurus yang ada sekarang (baik pengurus resmi atau darurat) belum membuka surat tersebut. Ada pula beberapa kertas semacam surat undangan terselip di bawah daun pintu. Saya melongok ke dalam lewat kaca, ternyata ada beberapa matras di dalam dan whiteboard dengan berbagai tulisan seperti "Kemana orang-orang? Danny" dan beberapa tulisan lainnya. Di dekat kaca ada kertas tertulis "Latihan tiap Sabtu jam 7.30, maaf kalau saya tidak bisa datang" dengan tanda tangan Hendry (kayaknya). Dengan kondisi unit yang kecil, susah dijangkau dan tidak nyaman ini (kecuali untuk para Tim Pemburu Hantu yang menyukai tempat2 sempit,gelap dan angker), bagaimana ujitebers mau ke sini? Kesini juga buat apa. Disini pun walau ada beberapa matras, tidak mungkin latihan di sini karena getaran dari tepukan tangan akan menggetarkan kaca2 yang ada dan mengundang protes, itu pun kalau ada cukup ruang untuk menggelar matras. Selama ini katanya latihan diadakan di terowongan, dengan menggunakan matras2 yang disimpan di UKJ. Kalau begitu sekre sudah tidak ada gunanya lagi sekarang. Ditambah lagi dengan pengurus Ujiteb yang katanya menghilang, sehingga terpaksa dibuat pengurus darurat, gawat juga nasib Unit ini. Sampai-sampai untuk latihan saja kita harus membebani UKJ yang menyediakan tempat menaruh matras!!


Saya salut dengan pengurus darurat, walaupun dalam kondisi seperti ini, tetap saja sanggup terjun dan bertarung habis-habisan di STT Telkom sehingga ITB menepati juara kedua setelah Unpad. Dan mumpung masih nganggur, saya akan berusaha membantu sebisanya (kalau diperlukan), untuk ikut membangun Unit ini lagi.

Mudah-mudahan Sabtu ini saya bisa ikut latihan pada pagi hari.


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home